TANJAB BARAT – Sekitar enam tahun Lamin sebagai penjaga mangrove warga Desa Tungkal 1 daerah yang biasa di kenal dengan pangkal babu, diberi tanggungjawab oleh Dinas Perikanan dan Kelautan, Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat).
Dilihat Surat Keputusan (SK) Dinas Perikanan dan Kelautan Nomor: 523.5/63/DPK/2015 dan Nomor: 65 Tahun 2021. Sebagai penjaga tanaman pohon Mangrove Pangkal Babu.
Lamin menjelaskan, mengaku kecewa dengan honorer yang diberikan setiap bulannya, sejak tahun 2015-2021 dengan tanggungjawab yang dikerjakan untuk menjaga suaka mangrove sekitar 10 Kilometer.
“Bahwa tidak ada perhatian selama ini terhadap Dinas yang memberi SK untuk menjaga mangrove, bahkan untuk awal tahun 2022 tidak ada honorer yang diberikan,” ujarnya, Minggu (10/04).

Kemudian, selama menjaga mangrove tidak ada fasilitas mendukung yang diberikan oleh dinas terkait untuk mempermudah kerjanya. Setidaknya ada perhatian oleh Pemerintah Daerah akan hal itu.
“Seharusnya penjaga mangrove itu diperhatikan dari segi ekonomi dan peralatan dari kendaraan laut,” jelasnya.
Wartawan patunas.co.id coba konfirmasi hal itu, langsung datang ke Kantor Perikanan dan Kelautan. Coba komunikasi langsung sama Kepala Dinas (Kadis), tapi tidak bisa dikarenakan sedang zoom meeting virtual, dilembar ke orang lain saja dulu, supirnya mengikuti apa yang disampaikan oleh Kadis tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Amran Kurniawan menyampaikan, bahwa terkait Lamin di pangkal babu memang tidak lagi sebagai penjaga mangrove untuk tahun 2022, karena defisit anggaran dari Pemerintah Daerah (Pemda).
“Sebenarnya yang dikeluarkan SK oleh Dinas Perikanan dan Kelautan untuk honorer penjaga mangrove itu sebatas penyemangat. Meskipun itu tidak ada ya dak tidak apa-apa,” kata Ampran, Selasa (12/04).
Selanjutnya, memang kita selaku di Dinas Perikanan dan Kelautan sudah mengajukan tapi tetap tidak diterima oleh Pemda Tanjab Barat. Dikarena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya menurut.
“Maka dari itu kita mengajukan untuk fasilitas peralatan penjaga di mangrove selalu di coret,” ungkapnya.
Tetapi untuk di pangkal babu itu, sudah ada kelompok bakau lestari dan Pemuda Pesisir (Pasir) yang seharusnya mereka yang menjaga mangrovenya sendirinya.
“Dari dinas hanya sebatas penyemangat,” ucapnya.
(Wajas)
Discussion about this post