Oleh: Rian Muiz
Jabatan Anwar Sadat sebagai Bupati di Kabupaten Tanjab Barat akan segara berakhir. Anwar Sadat pun sudah bulat akan ikut kembali dalam kontestasi Pilkada serentak tahun 2024. Beberapa partai politik pun sudah memberikan rekomendasi sebagai syarat calon menjadi Kepala Daerah untuk mendaftarkan diri di KPU nanti.
Semua itu dilakukan Anwar Sadat, demi kembali mempertahankan kekuasaannya sebagai Kepala Daerah selama 5 tahun kedepan. Apa yang sudah dilakukan Anwar Sadat selama 4 tahun ini. Ayo kita bahas sama-sama nanti.
Saya sebagai penulis, tidak mau ber-opini, dan tidak mau nantinya pembaca berimajinasi negatif, seolah-olah mendowngrade Anwar Sadat dalam kontestasi Pilkada serentak 2024 yang akan kita hadapi sama-sama.
Saya ingin Pilkada di Tanjab Barat ini berjalan Aman, Damai dan Tertib. Tidak ada politik identitas, dan primodial politik yang membawa kemunduran cara berfikir masyarakat Tanjab Barat.
Mari kita bangun kecerdasan berpolitik yang berintelektual tinggi. Elegan dan tidak kampungan.
Saya ingin Anwar Sadat sadar akan apa yang sudah dilakukannya selama menjabat sebagai Bupati Tanjab Barat selama 4 tahun belakangan ini.
Anwar Sadat berada didalam lingkaran pembisik, baik itu di pusaran Birokrasi, maupun non Birokrasi. Ibaratnya, Anwar Sadat berada didalam keputusan orang-orang yang melekat pada dirinya.
Belum lagi selama 2 tahun dia memimpin, Anwar Sadat terpenjara dalam jeratan kaum Kapitalis. Hal itu sama-sama kita ketahui. Tapi sudahlah, kita maafkan saja.
Berjalan di tahun ke 3, Anwar Sadat baru bisa menunjukkan jati dirinya sebagai orang nomor satu di Tanjab Barat. Namun, tidak seperti seorang pemimpin yang dimiliki oleh mantan Bupati Bupati sebelumnya.
Ibaratnya, Anwar Sadat kembali terjerat oleh sesuatu yang tidak bisa dijelaskah dihadapan Publik. Sehingga, untuk mengambil sebuah kebijakan dan keputusan didalam roda Pemerintahan, mata hati dan gimik wajahnya terlihat kosong seperti tidak bisa berbuat apa apa.
Apa yang dilakukan Anwar Sadat selama ini? Sekedar kegiatan seremonial rutin, ke luar daerah, dan kegiatan kegiatan standar lainnya. Soal membangun jalan, dan jembatan itu sudah menjadi kewajiban, bukan sesuatu hal yang inovatif, itu juga tidak mencapai target sesuai visi-misinya. Saya memiliki semua data apa yang menjadi target capaian Anwar Sadat sebelum menjabat Bupati dulu.
Dan saya juga memiliki data digital pada saat debat kandidat untuk Pilkada tahun 2020 lalu. Semua apa yang dikatakan dan dijanjikan Anwar Sadat dulu. Tidak usah saya rincikan disini. Sebab, terlalu panjang dan hanya secuil yang terealisasi.
Namun saya sedikit mengulas apa saja yang sudah menjadi persoalan di Tanjab Barat akibat kebijakan Anwar Sadat yang dirasa kurang pro terhadap masyarakat Tanjab Barat.
1. Sumur Minyak Lepas, terlihat diawal pemerintahannya Anwar Sadat melakukan blunder dengan kebijakan sangat fatal, dengan mendantangani pembagian sumur migas dengan wilayah Tanjab Timur, dan itu tidak pernah dilakukan oleh Bupati terdahulu. Sehingga sumur minyak kita lepas. Soal DBH yang masih tinggi hari ini, karena harga minyak dunia melambung tinggi. Tapi, kalau sumur minyak kita tidak lepas, maka hasil DBH Migas kita akah lebih besar lagi daripada hari ini.
2. Mendapatkan 3 kali teguran KASN yang berujung pengembalian pejabat yang dinonjobkan tanpa prosedur.
3. Mallpraktek Pemberhentian salah satu direktur BPR Tanjabbar yang sudah 2 kali putus pengadilan yang memenangkan Direktur dan dalam putusan menyatakan pemecatan tersebut cacat hukum.
4. Turunnya tim KASN ke Kabupaten Tanjab Barat melakukan investigasi khusus terkait tidak dilantiknya beberapa pejabat eselon II yang sudah lelang jabatan.
5. Soal penyelesaiaan Konflik PT DAS yang tidak tuntas sampai hari ini, masyarakat beranggapan Anwar Sadat lebih pro terhadap perusahaan.
6. Pemutasian dua dokter spesialis menjadi kegaduhan, sehingga mengorbankan masyarakat terhadap mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak maksimal.
7. Dsinyalir dan dugaan menggunakan BAZNAS untuk kepentingan pencitraan politiknya untuk 2024. Bahkan, perda soal Basnas ini belum tuntas.
8. Jarang sekali masuk kantor padahal miliaran anggaran untuk merehab ruang kerjanya, dan beberapa ruangan lain nya telah selesai direalisasikan menggunakan APBD Tahun 2022.
9. Temuan HONORARIUM oleh BPK Perwakilan Jambi sebesar Rp. 13,8 Miliyar termasuk temuan honorarium pada dirinya selaku Kepala Daerah.
10. Pada hari Selasa tanggal 12 September 2023, Dewi Prawita Kusuma Astuti dari Direktorat Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK mengatakan, Kabupaten Tanjabbar masuk dalam kategori daerah rawan terjadinya tindak pidana korupsi dalam bentuk gratifikasi.
Dalam kondisi ini, kita tidak bisa menghakimi personal Anwar Sadat yang salah sepenuhnya. Sebab, hari ini beliau lebih percaya pada para pembisik yang membawa kancuran roda pemerintahan Tanjab Barat. Dan ini berakibat buruk terhadap kesejahteraan masyarakat Tanjab Barat. Marwah Kabupaten di mata Provinsi Dan Kabupaten lain sudah tidak bernilai khusus. “RPJMD”.
Para pembisik itu membawa malapetaka Kabupaten ini, mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi mereka. Mereka tidak memikirkan bagaimana personal Anwar Sadat di hadapan Publik.
Masih Layak kah Anwar Sadat menjadi Bupati Tanjab Barat kedepan? Benahi Kabupaten, ayo kita majukan Negeri Serengkuh Dayung Serentak Ketujuan ini menuju Kesejahteraan Rakyat secara merata.
Selamat menyongsong Pilkada Tanjab Barat tahun 2024. ***Penulis adalah Managing Director LPKR Jambi, dan putra Daerah Kabupaten Tanjab Barat*****
Discussion about this post