JAKARTA – Bos Space X dan Tesla Elon Musk dinyatakan resmi membeli Twitter seharga US$44 miliar atau sekitar Rp637,1 triliun (US$1 sekitar Rp14.481) pada Senin (25/4).
Pernyataan pembelian itu dikeluarkan setelah direksi Twitter bernegosiasi dengan Musk usai penawarannya membeli 100 persen Twitter.
Pembelian Twitter sepenuhnya ini juga terjadi setelah pemegang saham terbesar Twitter melakukan langkah yang dikenal dengan nama poison pill atau taktik untuk mencegah pengambilalihan perusahaan. Langkah tersebut dilakukan untuk melindungi perusahaan dari tawaran Musk.
Sebelum membeli saham Twitter, Musk pernah berkicau soal kebebasan berbicara pada 26 Maret 2022.
Kala itu Musk mengatakan Twitter gagal mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara dan secara fundamental merusak demokrasi. Kemudian dia juga bertanya ke 84 juta pengikutnya di Twitter apakah sebuah platform baru diperlukan.
Tak lama berselang, tepatnya pada 4 April, Musk membeli 9,2 persen saham Twitter seharga US$2,89 miliar atau sekitar Rp41,44 triliun. Angka tersebut membuatnya menjadi individu pemegang saham Twitter terbesar saat itu.
Berselang sehari dari pembelian saham Twitter itu, Musk kemudian membuat jajak pendapat di akun Twitter pribadinya. Jajak pendapat tersebut menawarkan fitur tombol edit di platform Twitter.
“Apakah kalian ingin tombol edit?” katanya pada Selasa (5/4).
Pada hari yang sama, CEO Twitter Parag Agrawal melontarkan cuitan yang menyebut Musk akan menjadi bagian dari dewan direksi Twitter.
Namun pada 10 April, Agrawal mengatakan Musk menolak ajakan perusahaan bergabung menjadi dewan direksi.
Tawaran Musk ke dewan direksi membuat sejumlah karyawan Twitter khawatir karena sosok yang “‘eplas-ceplos’ ini kerap melakukan langkah kontroversial.
Setelah batal menjadi dewan direksi, Musk digugat oleh mantan pemilik saham Twitter pada 14 April. Mereka mengklaim kehilangan peluang memperbesar keuntungan karena Musk telat mengungkap pembelian saham Twitter.
Pada hari itu, dalam cuitannya Musk mengatakan “Saya membuat penawaran”, yang merujuk pada sebuah penawaran tertanggal 12 April 2022.
“Twitter memiliki potensi yang luar biasa. Saya akan membukanya,” kata Musk dalam dokumen tersebut.
“Penawaran saya adalah penawaran terbaik dan terakhir saya dan jika tidak diterima, saya perlu mempertimbangkan kembali posisi saya sebagai pemegang saham,” tambah Musk dalam dokumen penawaran tersebut.
Dalam dokumen tersebut, Musk juga menyebut perusahaan media sosial berlogo burung biru ini perlu berubah menjadi perusahaan yang sepenuhnya swasta.
“Namun, sejak melakukan investasi, saya sekarang menyadari perusahaan tidak akan berkembang atau melayani keharusan sosial ini dalam bentuknya saat ini. Twitter perlu diubah sebagai perusahaan swasta,” kata Musk.
Setelah memberikan tawaran itu, Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal, salah satu pemegang saham utama di Twitter, menolak tawaran pengambilalihan Musk.
Pada sisi lain, langkah pengambilalihan Twitter oleh Musk cukup mendapat dukungan dari netizen.
“Menjadikan Twitter pribadi dengan harga US$54,20 seharusnya terserah pada pemegang saham, bukan dewan,” Musk bertanya dalam jajak pendapat di Twitter pada Jumat (15/4). (*)
Discussion about this post