PATUNAS.CO.ID, – Pemerintah Provinsi Jambi menggelar kegiatan festival Batanghari dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2022. Tak tanggung-tanggung, dipenutupan kegiatan, Pemprov Jambi menggundang artis Ibukota Ikke Nurjanah.
Kegiatan semacam ini mendapat sorotan negatif dari berbagai pihak. Mulai dari anggota DPRD, Pengamat dan Aktifis di Provinsi Jambi.
Dr Noviardi Verzi menilai, ini seremonial yang bertolak belakang akan kondisi inflasi Jambi. Seremoni yang menjadi tembok antara birokrasi dan masyarakat.
“Pola pikir Gubernur seolah menganggap Jambi daerah baru pemekaran, sehingga untuk menimbulkan identitas dan geliat ekonomi perlu banyak event,” tulis Novri.
Sambungnya, padahal Jambi bukan daerah pemekaran, gagal faham ini mengesankan penghamburan uang rakyat.
“Pak Gub, Jambi bukan daerah baru yang butuh banyak event, Jambi daerah berkembang yang melahirkan ketimpangan, sudahi kerja-kerja seprti ini,” kata Novri.
Sementara, Rocky Chandra, anggota DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Gerindra mengungkapkan, festival Batanghari yang digelar Pemprov Jambi hanya sekadar aksi seremoni tanpa tindakan nyata.
“Jadi menurut saya Jambi ini sudah terlalu banyak kegiatan-kegiatan seremoni yang telah diselenggarakan, terutama untuk kegiatan festival Batanghari itu terlihat juga merupakan bentuk agenda seremoni yang tanpa ada aksi nyata. Seharusnya dalam memperbaiki Sungai Batanghari, agar kelihatan lebih bersih, ada baiknya Pemprov memberikan bentuk tindakan nyata yang mana dapat berdampak terhadap lingkungan berdampak terhadap masyarakat luas dampak terhadap tata kelola Sungai Batanghari itu sendiri,” kata Rocky Candra dikutip dari detikSumut, Sabtu (24/9/2022).
“Kegiatan dompeng atau Pertambangan Emas Tanpa Izin di hulu Sungai Batanghari masih sangat marak. Bagaimana lingkungan sungai bisa bagus dan airnya bisa jernih,” singkat Rocky. (ynd)
Discussion about this post