TANJAB BARAT – Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Pamsaka Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai) An-Nadwah Kuala Tungkal sebagai bentuk inisiator dalam kegiatan diskusi pemuda atau Organisasi Kepemudaan (OKP) di Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, di kedai kopi Nia Oto Nia, Kamis malam, (14/04) kemarin.
Kegiatan tersebut dengan tema “Mufakat Pemuda Tanjung Jabung Barat” membahas tentang Dinamika, Resistensi hingga agen perubahan bagi pemuda itu sendiri untuk kedepannya, ini dibuka langsung oleh Ryono sekalu ketua panitia kegiatan.
Turut dihadiri Resimen Mahasiswa (Menwa), Ruang Aspirasi (Ruas), Perhimpunan Pelapak dan Pemulung Rupublik Indonesia (PPPRI) Tanjab Barat, Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (IKAMI) Sulawesi Selatan Cabang Tanjab Barat, Bikers Subuhan,
Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 1 Tanjab Barat, Lembaga Anti Narkotika (LAN) Tanjab Barat dan Kominte Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) Tanjab Barat.
Selain itu, Korps Sukarela (KSR), CB Betara, Federasi Arung Jeram Indonesia (Faji) Tanjab Barat, Forum Rium Tungkal, Ken Id, Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Stai, KTMS, Relawan Mangrove, Komunitas Peduli Peremouan (Kopper) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Generasi Berencana (Genre), Spesial Preneur, Bajau, Kuntala, ESI, Pobsi, M3T dan Pemuda Pasir.
Suprayogi Syaiful menyampaikan, terkait pemuda Tanjab Barat belum bisa bersikap secara dewasa dalam hal komunikasi dengan satu sama lain, sehingga ada yang merasa terkontak kontak.
“Ini sebagai bentuk dilihat kurangnya kritis pemuda terhadap persoalan yang ada di lingkungannya,” ujar Yogi panggilan akrabnya.
Firman Supratman menjelaskan, untuk pemuda masih belum bisa atau masih terlihat bentuk diskriminasi antara kelompok satu dengan lainnya.
“Sebenarnya ini hal yang baik ketika adanya warna yang lebih, kalau di gambaran seperti lukisan akan menjadi Indah,” ucap Pimen panggilan akrabnya.
Muhammad Firdaus mengatakan, secara tidak langsung kita lihat dalam pandemi dua tahun kebelangan, kurang peran pemuda dimana gerakan sosial menjadi terbatas. Atau kurangnya kesadaran dari pemuda untuk membangun aktifitas.
“Sebuah aktifitas yang berbeda sebagai nilai kesadaran dan seimbangan terhadap kemajuan dalam berpikir untuk pemudanya,” jelas Sem panggilan akrabnya.
Dalam hal ini, Ketua KNPI Tanjab Barat Dadang memberi apresiasi atas bentuk kegiatan yang membangun ruang diskusi atau fasilitas seperti ini untuk pemuda atau Organisasi Kepemudaan (OKP).
“Setidaknya dia untuk mencoba memberikan fasilitas ruang kepada pemuda yang ada di Tanjab Barat untuk kedepannya,” jelasnya.
Sebelumnya, terima kasih atas kepercayaan untuk melanjutkan ruang diskusi ini, KNPI Tanjab Barat yang akan memeberikan ruang fasilitas kepada kawan-kawan pemuda atau komunitas yang ada di Tanjab Barat.
(Wajas)
Discussion about this post