Oleh : Noviardi Ferzi
Berita duka itu datang jelang tengah malam, kabar yang membuat terhenyak bukan hanya saya, tapi semua komunitas pergaulan di Kota Jambi. Saya sebut komunitas pergaulan, karena almarhum memang anak gaul, bergaul dengan siapa saja, pribadi ramah yang selalu menyapa bercerita. Ya Selasa 30 Mei 2022, pukul 22. 30 Wib malam, Dedi Fitriady, SH telah dipanggil menghadap Allah SWT sang pencipta.
Dedi Fitriady adalah orang unik, almarhum amat gaul, dikenal dan mengenal luas diberbagai kalangan. Meski tidak memiliki jabatan formal untuk dikenal, tapi untuk ukuran kota Jambi allmarhum termasuk cukup populer.
Almarhum merupakan seorang aktivis sejak ia kuliah di Fakultas Hukum Unbari, lalu ia juga seorang pengacara, ia juga aktif di Cabang Olahraga Karate, GM FKPPI dan Pemuda Pancasila serta Partai Demokrat. Boleh dikata, di organisasi inilah waktu, pikiran dan hari – harinya dihabiskan.
Untuk urusan organisasi ini, saya teringat almarhum memiliki kedekatan dengan HMI, ia merasa dekat secara emosional, bahkan merasa dirinya bagian dari keluarga besar HMI, meski ia tak pernah menjadi pengurus apalagi aktivis organisasi itu.
Maka, almarhum merasa gembira ketika Anas Urbaningrum terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, dan merasakan kegalauan ketika sang Ketua Umum mendapat masalah hukum.
Sentimen HMI ini juga ia perlihatkan ketika kanda Mashuri yang notebene Ketua MW KAHMI Jambi terpilih menjadi Ketua DPD Demokrat Jambi, ia merasa senang menceritakan kemana – mana tentang Mashuri dan HMI.
Bang Dedi sapaan akrab saya padanya, merupakan anak gaul yang hoby nongkrong. Kedai kopi kawasan Jelutung menjadi saksi bagaimana interaksinya sehari – hari. Pagi, Siang, Sore dan Malam selalu ia sempatkan disana.
Mengenai ini saya sempat bertanya pada allmarhum tentang hobi nya ini. Jawabannya, ” dindo bagi orang seperti abang, nongkrong di Jelutung ini adalah pekerjaan, disini, abang ketemu dan janjian sama relasi, mengatur rencana hingga interaksi satu sama lain, ” suatu jawaban yang membuat saya manggut-manggut sembari melogika jawabannya.
Banyak hal yang positif dalam keseharian allmarhum, salah satunya ketabahan dirinya dalam menghadapi cobaan hidup. Terbayang bagi saya bagaimana ketabahan allmarhum ketika ditinggal dua orang tersayangnya.
Pertama ia ditinggal putranya di tahun 2012 lalu karena sakit, selang beberapa bulan bang Dedi juga harus merelakan istrinya meninggal dunia.
Menghadapi cobaan ini almarhum terlihat tabah, tak menanggis atau menghiba. Meski saya tahu ia amat kehilangan. Rasa yang lazim dialami manusia.
Satu hal lagi yang diakui semua orang, allmarhum Dedi Fitriady adalah ahli sejarah orang Jambi. Sebutan ini bukan olok – olok tapi lebih pada pengakuan.
Karena allmarhum sangat menguasai silsilah orang Jambi yang menjadi kawan – kawannya, dari tempat tinggal, sekolah, keluarga, hoby, pacar hingga sejarah pernikahan dari sang kawan secara komplit dan lengkap.
Satu hal yang juga saya salut dengan allmarhum, ia mengenal banyak perwira polisi dan TNI. Almarhum hapal perwira itu angkatan tahun berapa, dinas dimana, dapat job apa, serta akan pensiun tahun berapa. Suatu pengetahuan yang hebat, meski saya tahu allmarhum seorang anak kolong.
Sebagai pribadi, Dedi Fitriady lelaki yang penuh semangat, semangat bercerita, semangat menyantap sesuatu dan bersemangat dalam hidup.
Saya ingat almarhum akan bangkit elan vital perjuangannya ketika menyanyikan lagu Mars Partai Demokrat, ia juga menyala – nyala menyanyikan lagu mars Patriot KONI.
Hari itu, keluasan pergaulan allmarhum seolah terbukti, ketika takziyah ke rumah duka, saya berjumpa banyak sekali teman – teman lama yang bilangan tahun tak jumpa.
Hari itu saya jumpa dengan H. A.S. Budianto mantan Ketua KONI sesama kami jadi pengurus, Jhon Harles Ketua GM FKPPI sang ketua yang laksana abang bagi almarhum, Jend Yun Ilman senior yang banyak mendidik almarhum, lalu ada Asnawi Rivai mantan ketua Bawaslu yang sama – sama pengurus Demokrat dengan almarhum serta ratusan sahabat, tamu, kolega lainnya.
Suatu hal yang membuktikan semasa hidupnya ia menyambung silahturahmi sesama kawan.
Kini lelaki gaul itu telah pergi, meninggalkan kenangan, meninggalkan istri, anak, saudara dan keluarga.
Banyak yang hal positif untuk kita kenang. Selaku sahabat saya hanya menitip doa pada semua sahabat yang mengenal almarhum. Al Fatihah Dedi Fitriady.
Siang itu saat terik matahari di Jambi membakar bumi, jenazah almarhum dikebumikan, menyisakan cerita bagi kita yang hidup. Selamat Jalan kawan.(*)
Discussion about this post