JAMBI – Pengamat Kebijakan Publik Jambi Dr. Noviardi Ferzi menilai ada kesan Gubernur Al Haris bekerja sendiri. Sehingga kerja eksekutif tidak produktif. Akibatnya wajar jika masyarakat menilai Gubernur kurang mampu bekerja sendiri dalam menangani masalah Provinsi Jambi.
“Dalam sudut pandang ilmu organisasi ada kesan Gubernur bekerja sendiri, tanpa mengoptimalkan peran Wakil Gubernur dan perangkat organisasi yang dimilikinya seperti OPD dan lainnya,” ungkap pengamat yang dikenal aktif menulis tersebut.
Padahal menurut Noviardi, Kedudukan seorang gubernur itu ada pada empat sektor, pertama sebagai mediator dengan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, kedua sebagai inisiator, ketiga motivator, ketiga sebagai supervisor dan ke empat, stabilisator.
Ke empat fungsi ini akan berjalan, jika Pak Gubernur tidak one man show lagi. Berdayakan Wakil Gubernur dan OPD secara optimal demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara cepat dan efisien.
Menurut akademisi ini kepemimpinan one man show bisa diartikan segala sesuatu dikerjakan, diputuskan dan bergantung pada satu pihak. Padahal, menurut Noviardi pola komunikasi semacam itu menganggu keselarasan program pembangunan Pemprov Jambi di daerah.
Masalah mendasar dalam pola komunikasi yang selama ini dijalin antara Gubernur dan Wakilnya termasuk kepala OPD nya, belum bisa membangun komunikasi dengan berbagai pihak dengan baik termasuk dengan kepala daerah seperti Bupati.
“Gubernur harus membangun komunikasi keselarasan dengan kabupaten kota. Beliau harus melepas trust kepada OPD dalam bekerja,” jelasnya.
Salah satunya penanganan masalah batubara Jambi yang terkesan tak terkomunikasikan sehingga menjadi polemik. Seharusnya Gubernur bisa memetakan persoalan ini bukan hanya sebatas Batubara, tapi akar masalahnya karena ketidaksesuaian antara lebar jalan dan volume angkutan.
Jadi, pintu masuknya Gubernur harus melaporkan masalah ke pusat tidak sebatas masalah Batubara, tapi pada daya dukung jalan yang tak memadai. Tapi sayang ini tak terkomunikasikan dengan baik ke publik, hingga berpolemik.
Namun pengamat yang kritis ini mengaku, dirinya tidak memiliki konflik interest sama Gubernur secara personal.
“Saya bersuara bukan karena benci atau apa, tapi demi kepentingan Jambi. Gubernur harus punya good will, memberdayakan semua struktur organisasi yang dimilikinya, karena walau bagaimanapun tidak bisa bekerja sendirian. Begitu banyak persoalan Jambi yang tak mampu ditangani dengan baik olehnya sendirian,” imbuhnya. *****pengamat*****
Discussion about this post