JAMBI – Banjir sudah menjadi sudah menjadi tradisi. Setiap datang hujan dengan intensitas cukup tinggi membuat warga cemas, namun belum ada penanganan khusus dari pemerintah Kota.
Salah satu lokasi banjir dadakan yakni di depan SPBU Simpang Pucuk Kota Jambi. Pantauan dilapangan sekira pukul 17.30 WIB kedalaman air tergenang di depan SPBU 16 sepaha orang dewasa.
Genangan banjir dibeberapa titik di Kota Jambi, baik lokasi langganan maupun titik baru merupakan kegagalan Mitigasi Pengelolaan banjir Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi khususnya dalam Perencanaan dan pengelolaan air dalam hal ini yaitu Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Hal ini disampaikan Pengamat sosial ekonomi perkotaan Dr. Noviardi Ferzi saat diminta tanggapan akan banjir dibanyak lokasi di Kota Jambi, Senin sore (24/5).
Akademisi ini menyebut Fenomena banjir dan genangan di Kota Jambi terjadi lantaran pada saat melakukan kesalahan fatal dalam merancang saluran air dan drainase termasuk menutup saluran air untuk membangun pedestrian atau sekedar melebar jalan.
Dari aspek perencanaan pengamat yang dikenal kritis menyoroti perencanaan antara kondisi geografis sebuah wilayah dengan rencana tata ruang pengembangan wilayah tidak ada sinkronisasi.
“Karena secara teori air itu jatuh dari tempat yang tinggi mengalir tempat yang rendah, dari permukaan jalan ke saluran air ke parit atau drainase, nah sekarang ini mayoritas sudah ditutup, kemana air mengalir. Selain itu Kota Jambi harusnya saat perencanaan pengembangan tata ruang di Perda RTRW-nya diberikan ruang tempat-tempat wilayah serapan di zona hijau tidak perkenankan untuk dibangunnya bangunan apapun,” ujarnya.
Saat Kota Jambi Kota Jambi tidak memiliki manajemen banjir, manajemen tata kelola air melalui rekayasa teknologi untuk mengurangi dampak genangan air terhadap pengembangan wilayah di suatu tempat.
” Saya menilai proses perencanaan mitigasi bencana Pemkot Jambi belum sampai keranah tersebut, asal ada permintaan izin perumahan, diberikan, akibatnya hari ini kita melihat, seharusnya pak Wali malu melihat Kota Jambi banjir udah bertahun – tahun tanpa ada solusi, ” jelasnya.
Terkait anggaran yang terus digelontorkan oleh Pemkot Jambi untuk menangani banjir salah satunya tentang pembangunan Drainase, Dr. Noviardi menilai pemkot belum optimal, jauh dari fundamental primer permasalahan, paling baru aspek tersier.
“Kalau berbicara saat ini kegiatannya ada, anggarannya belum optimal, karena Walikota tidak fokus menangani masalah banjir, seperti dengan dana pinjaman SMI pemkot membangun proyek lain yang tidak menjawab permasalah kota. Akibatnya banjirnya selalu ada, bahkan meningkat, ” tandasnya. (ptn)
Discussion about this post