JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS menyatakan tak mau ikut campur soal masalah utang piutang antara calon presiden partainya, Anies dengan Sandiaga Uno.
Juru Bicara DPP PKS, Muhammad Kholid mengaku pihaknya menghargai privasi antara para pihak yang terikat perjanjian tersebut. Menurutnya, hanya Sandi dan Anies yang berhak menjawab hal itu.
“Saya kira pihak Pak Anies, Pak Sandi dan Pak Erwin yang berhak menjawabnya ya. Kami menghargai privasi dan hak jawab masing-masing yang berperkara,” kata Kholid.
Kholid berujar partainya kini hanya ingin menatap ke depan dan mempersiapkan pembentukan Koalisi Perubahan yang digagas NasDem, PKS, dan Demokrat dengan mengusung Anies sebagai capres.
“Saat ini PKS sedang fokus kepada terbentuknya Koalisi Perubahan bersama NasDem dan Demokrat dengan mengusung Pak Anies sebagai bacapres,” katanya.
Meskipun demikian, Kholid meyakini baik Anies maupun Sandi merupakan sahabat. Dan sebagai sahabat, pihaknya juga yakin keduanya akan mudah berkomunikasi.
Menurut Kholid, utang piutang antara keduanya bukan masalah besar. Dia juga menegaskan Koalisi Perubahan saat ini masih solid dan proses komunikasi antara tiga partai berjalan baik.
“Mas Anies, Bang Sandi dan Bang Erwin itu sahabat dekat. Sebagai sahabat dekat, saya kira ketiganya mudah untuk berkomunikasi. Bukan hal besar,” ucapnya.
Kabar utang piutang antara Sandi dan Anies sebelumnya disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa.
Dia menyebut Sandi sempat meminjami uang Rp50 miliar kepada Anies untuk logistik pemenangan saat keduanya maju di Pilkada DKI 2017.
Sebagai tim pemenangan Anies-Sandi kala itu, Erwin mengaku ikut menyusun draf isi perjanjian itu yang selanjutnya dibuat pengacara Sandi, Rikrik Rizkiyana.
“Intinya kalau tidak salah perjanjian utang piutang barangkali ya, yang pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit, kira-kira begitu,” kata Erwin dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.
“Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman ke Pak Anies karena putaran pertama, ya namanya lagi tertatih-tatih,” kata dia lagi.
Belakangan, Sandiaga mengklaim tak ingin melanjutkan permasalahan piutangnya dengan Anies Baswedan senilai Rp50 miliar saat maju di Pilkada DKI 2017.
Sandi tak membantah dirinya sempat meminjami uang senilai Rp50 miliar untuk keperluan mereka maju sebagai cagub dan cawagub kala itu.
Dia bilang setelah dirinya melakukan salat istikharah dan meminta pertimbangan keluarga, Sandi tak ingin melanjutkan pembicaraan soal itu.
“Setelah saya salat istikharah, setelah saya menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini,” ucap Sandi saat menghadiri harlah NU seabad NU di Jawa Timur, Selasa (7/2).
Sandi mengaku hanya ingin menatap tahun politik dengan rasa penuh suka cita. Pihaknya ingin fokus pada kontestasi demokrasi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Mari kita tatap masa depan dengan penuh rasa suka cita gembira dan persatuan dan kesatuan bangsa kita,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu. (*)
Discussion about this post