TANJAB BARAT – Ekowisata mangrove satu- satunya yang terluas di Provinsi Jambi di Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat. Kemungkinan besar mangrove ini menjadi icon dunia berkaitan dengan blue green, bahwa dunia sedang membutuhkan itu.
Hutan Mangrove sangat dekat dengan kawasan pusat pemerintahan Tanjab Barat yakni, Ibukota Kuala Tungkal. Dari pusat Kota sekitar 10 kilometer jarak tempuh kira-kira 20-30 menit menghabiskan waktu menggunakan kendaraan roda dua.
Tepatnya, pada 31 Desember tahun 2019 lalu ekowisata mangrove dibuka secara resmi oleh pemerintah. Kalau dihitung sudah dua tahun lebih dibukanya ekowisata mangrove, tapi dibiarkan begitu saja hancur dimakan usia.
Pantauan patunas.id melihat kondisi hiking mangrove yang terbuat dari kayu begitu sangat memperhatikan, banyak kayu sudah lampok mengakibatkan patah dan berlumbang dimana-mana.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pangkal babu M. Hatta mengatakan, saat lebaran idul fitri lumayan banyak masyarakat datant berkunjung ke wisata mangrove, tapi melihat kondisi seperti kami hanya membiarkan saja tanpa memungut uang parkir.
“Takutnya dengan kondisi mangrove seperti itu, ada kejadian yang tidak diinginkan. Kita disini yang bertanggung jawab terhadap pengunjung,” ujar Hatta, Selasa 10 Mei 2022.
Menurutnya, bukan itu saja yang terjadi di wisata mangrove, ada juga menjadi masalah serius yakni akses jalan menuju mangrove tersebut. Sekitar dua kilometer mulai terlihat kerusakan jalan berlubang karena aspalnya mengelupas, bergelombang dan masih ada sebagian tanah liat.
“Jangankan untuk pengunjung mau masuk kelokasi wisata mangrove, terkadang masyarakat disana juga kesulitan untuk keluar ketika hujan menguyur deras disitu,” keluhnya.
Bahwa letak secara administratif mangrove di Kecamatan Tungkal Ilir, Desa Tungkal 1 tepatnya di Dusun Bahagia Pangkal Babu. Luasan kawasan mangrove itu Ratusan hektar yang terbentang di bibir laut. Mangrove itu keberadaan sebelah Timur yang langsung berhadapan dengan laut Cina Selatan.
(Wajas)
Discussion about this post