JAMBI – Tensi politik di Provinsi Jambi hari ini mulai menghangat, bahkan sinarnya muncul ke permukaan. Buktinya patsun koalisi pilgub 2020 mulai berubah, perubahan koalisi politik terkait dinamika pemerintahan, dan politik antar kepala daerah untuk menghadapi Pilkada 2024, khususnya pemilihan Gubernur Jambi mendatang.
Fenomena ini dikenal sebagai fase gemuruh informasi, ketika publik diperlihatkan informasi dasar yang dibiarkan mengambang, multi tafsir dan bias, namun tetap mengambarkan kontestasi politik ketika dua tokoh penting melakukan pertemuan sambil makan siang.
Dari foto yang beredar, Cek Endra berfoto mesra dengan Romi Harianto Bupati aktif Kabupaten Tanjab Timur. Hal ini memperlihatkan, bahwa tokoh politik Cek Endra, dan Romi Hariyanto yang ditapsirkan bagian gimik politik untuk menghadapi Pilgub tahun 2024 nanti.
Sebab, hubungan Romi – sapaan akrab Bupati Tanjabtim – dengan Gubernur Jambi Al Haris hari ini mulai memanas. Romi yang secara terang-terangan mendukung Al Haris pada Pilgub 2020 lalu merasa dikecewakan dengan porsi pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Menanggapi hal ini, Direktur Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR) Dr Noviardi Ferzi menilai, bahwa pertemuan dua tokoh penting Jambi itu bisa diartikan bagian dari suara politik terkait dinamika pemerintahan terkini, suara yang memberi tanda kepada kolega di pemerintahan maupun pendukung tentang kemungkinan arah koalisi 2024.
” Jika kita lihat intinya pertemuan tadi hanya silahturahmi, bagian dari komunikasi politik, namun ini bisa juga suara yang sengaja dimunculkan agar muncul kesan seolah sedang ada pembicaraan soal Politik untuk Pilgub 2024, tentang benar atau tidak, ini bagian dari testing the water, cek ombak, fase penunjukkan sikap, ” ungkap peneliti persepsi politik tersebut saat diskusi di Jambi (10/6) tadi.
Kesan ini menurut Noviardi muncul, karena Cek Endra merupakan Ketua Partai Golkar Provinsi Jambi, dan Romi Hariyanto merupakan kader Partai Amanat Nasioal (PAN) yang memiliki pengaruh.
“Kalau tidak ada kepentingan Politik, pertemuan itu bisa saja tertutup atau tak sengaja dimana, namun ini seolah dimunculkan agar memberi pesan pada khalayak, akan arah koalisi yang sedang dijajaki, jika itu tak ada mana mungkin ada pertemuan, tetapi tergantung berbagai pandangan yang akan menilai dari sisi mana, namun dari ilmu komunikasi politik, itu suar yang dimunculkan baik sebagai tanda maupun cek ombak,” Dr Novri kata ahli statistik terapan tersebut.
Lanjut Noviardi, kalau benar pertemuan itu membahas soal politik 2024. Tentunya, Pilgub Jambi tahun 2024 akan ada poros baru bagi partai Golkar dan PAN, mengingat kedua Partai ini (red, termasuk PPP) sudah mendeklarasikan partai dalam Koalisi Indonesia Bersatu untuk menghadapi Pemilu 2024.
“Poros baru didalam Pilgub 2024 untuk Gubernur Jambi bisa saja terjadi, kita melihatnya dari sosok Bupati Romi Hariyanto. Sebab, Romi sudah dikenal piawai didalam memainkan ritme politik. Bisa saja Romi dan pasangannya di dukung Cek Endra, bisa saja Cek Endra dan Romi Hariyanto yang akan berpasangan. Tergantung Lobi-lobi politik kedepan, yang jelas petanya dari hasil pileg 2024 nanti, baru ada peta yang cukup rinci arah Pilgub, yang pasti pertemuan itu menandakan secara politik akomodatif Haris mengecewakan pendukungnya” singkat Dr Noviardi Ferzi. (muz)
Discussion about this post